Apa Pengertian Manajemen
Terdapat
beberapa pendapat yang diutarakan beberapa pakar manajemen mengenai pengertian
manajemen. Oleh lantaran ketidaksamaan pengertian manajemen yang ada,
pengertian manajemen terdiri atas lebih dari satu sisi.
Pengertian
manajemen dilihat dari sisi (art)
Pengertian
manajemen dilihat dari sisi seni dikemukakan oleh Mary Parker Follet. Follet
memiliki pendapat kalau pengertian manajemen adalah seni (art) dalam
merampungkan pekerjaan (duty) orang lain.
Pengertian
manajemen dilihat dari sisi ilmu pengetahuan
Pengertian
manajemen dilihat dari sisi ilmu pengetahuan dikemukakan oleh Luther Gulick.
Gulick menyampaikan kalau pengertian manajemen yaitu bagian pengetahuan yang
berupaya dengan cara systematis untuk mengerti kenapa serta bagaimanakah
manusia bekerja bersama untuk membuahkan suatu hal yang berguna untuk
kemanusiaan.
Pengertian
Manajemen dilihat dari sisi proses
Pengertian
manajemen dilihat dari sisi sistem menurut James A. F. Stoner. Stoner memiliki
pendapat kalau pengertian manajemen yaitu sistem perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership) serta pengawasan
(mengatur/controlling) aktivitas anggota serta maksud pemakaian organisasi yang
telah ditetapkan.
Definisi
Manajemen lainnya
Pengertian
manajement menurut George R. Terry (1977) kalau pengertian manajemen yaitu satu
sistem yang terbagi dalam planning (rencana), organizing (pengorganisasian),
actuating, serta controlling (pengendalian) yang dikerjakan untuk meraih maksud
yang sudah ditetapkan dengan memakai manusia serta sumber daya lainnya.
Pengertian
Kepemimpinan, Fungsi, Sejarah Kepemimpinan| Secara umum, Pengertian
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan
yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan
berasal dari kata pemimpin. Pengertian pemimpin adalah suatu peran atau ketua
dalam sistem di suatu organisasi atua kelompok. Sedangkan kepemiminan merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang-orang untuk bekerja
mencapai tujuan dan sasaran.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli - Pentingnya arti kepemimpinan terlihat dari
banyak para ahli yang memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan pengertian
kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai
berikut...
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli Luar Negeri
George R. Terry (1972:458): Pengertian
Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang
supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
Stoner: Menurut Stoner, pengertian
kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian
kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti
terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel
dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang
individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
akan dicapai bersama (shared goal).
Ralph M. Stogdill: Pengertian kepemimpinan
menurut Ralph M. Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai
tujuan.
Rauch dan Behling (1984:46): Pengertian
kepemimpinan menurut Rauch dan Behling adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian
tujuan.
Wexley dan Yuki (1977): Pengertian
kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih
berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku
mereka.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para Ahli Indonesia
Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian
kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang
pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai
rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan
situasi.
Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto,
pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan
menurut S.P.Siagian adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki
jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan
dimana menurut moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu
arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi
Kepemimpinan Secara Umum - Kepemimpinan memiliki beberapa fungsi antara lain
sebagai berikut...
Memprakarsai struktur organisasi
Menjaga koordinasi dan integrasi di dalam
organisasi agar dapat berjalan dengan efektif.
Merumuskan tujuan institusional atau
organisasional dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien dalam
mencapai tujuan tersebut.
Mengatasi pertentangan serta
konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
Mengadakan revisi, perubahan, inovasi
pengembangna dan penyempurnaan dalam organisais.
Pada
hakikatnya, fungsi kepemimpinan terdiri dari dua aspek yaitu sebagai berikut...
Fungsi Administrasi, yaitu mengadakan
formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Fungsi Sebagai Top Manajemen, adalah
mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controlong,
dsb.
Fungsi
Kepemimpinan Menurut Hadari Nawawi - Menurut Hadari Hawawi bahwa fungsi
kepemimpinan yaitu sebagai berikut...
1. Fungsi
Instruktif, adalah pemimpin sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagiamana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan diman (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang
dipimpin hanyalah melaksanakan suatu perintah.
2. Fungsi
Konsultatif, adalah pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai bentuk dari
komunikasi dua arah untuk usaha menetapkan keputusan yang membutuhkan
pertimbangna dan konsultasi dengan orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi
Partisipasi, adalah pemimpin dapat mengaktifkan anggotanya dalam pengambilan
keptuusan maupun dalam melaksanakannya.
4. Fungsi
Delegasi, adalah pemimpin memberikan pelimpahan wewenang yang membuat atau
sampai dengan menetapkan keputusan. Fungsi delegasi merupakan kepercayaan
seorang pemimpin kepada seorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk
bertanggung jawab.
5. Fungsi
Pengendalian, adalah pemimpin dapat membimbing, mengarahkan, koordinasi dan
pengawasan terhadapa aktivitas anggotanya.
Sejarah
Kepemimpinan
Awalnya,
kepemimpinan dipercaya oleh masyarakat dahulu bahwa kepemimpinan merupakan
suatu bapak yang tidak semua orang dapat memiliki bakat kepemimpinan karena
kepemimpinan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir. Sehingga banyak orang
yang berpendapat bahwa teori dan ilmu kepemimpinan tidak di butuhkan.
Kepemimpinan
dapat sukses dijalankan tanpa didasari oleh teori, tanpa pelatihan dan
pendidikan sebelumnya. Kepemimpinan adalah jenis pemimpin yang tidak ilmiah
yang dilakukan berdasarkan bakat menguasai seni memimpin.
Dalam
perkembangannya, kepemimpinan secara ilmiah bermunculan dan terus berkembang
seiring dengan pertumbuhan manajemen ilmiah (scientific managemen), yang
dipelopori oleh ilmuwan Frederick W. Taylor abad ke-20 dan perkembangannya
memunculkan satu ilmu kepemimpinan yang tidak didasari dari bakat dan
pengalaman saja, tetapi mempersiapkan secara berencana dan melatih yang
dilakukan dengan perencanaan, percobaan, penelitian, analisis, suprevisi dan
penggemblengan secara sistematis untuk membangikan sifat-sifat pemimpin yang
unggul, agar mereka berhasil dalam setiap tugasnya.
Berkembangnya
ilmu kepemimpinan, kepemimpinan berdasarkan bakat alam tidak lagi menjadi
acuan, namun kepemimpinan melalui pelatihan dan pendidikan menjadi kemampuan
untuk memengaruhi menggerakkan suatu karya bersama.
Pengertian
Kepemimpinan, Fungsi, Sejarah Kepemimpinan
Demikianlah
informasi mengenai Pengertian Kepemimpinan, Fungsi, Sejarah Kepemimpinan.
Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu
pengertian kepemimpinan, pengertian kepemimpinan menurut para ahli, pengertian
kepemimpinan menurut para ahli luar negeri, pengertian kepemimpinan menurut
para ahli indonesia, fungsi kepemimpinan, sejarah kepemimpinan. Sekian dan
terima kasih.
Referensi:
Pengertian Kepemimpinan, Fungsi, Sejarah Kepemimpinan
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima.
Nogi, Hessel. 2007. Manajemen Publik.
Jakarta: PT Grasindo.
Umar, Husein. 2000. Business An
Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan
Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan Graha Ilmu : Yogyakarta.
Pengertian Perencanaan
(Planning) dan Langkah-langkahnya
Perencanaan
Perencanaan
sebenarnya adalah suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan masa depan Becker
(2000) dalam Rustiadi (2008 h.339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam
Rustiadi (2008 h.339) menyatakan bahwa :
“Perencanaan
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang
serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian
kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi
oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai
kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu
tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin
dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang
dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan
dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian
yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian
memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.”
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana
bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Selain aspek
tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:
Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan
kegiatan dapat diusahakan dengan efektif dan efisien.
Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah
ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas
penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang timbul dengan mengatasi hambatan dan ancaman.
Dapat menghindari adanya kegiatan
petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Fungsi
Perencanaan
Fungsi
perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaansumber daya dan pembentukan
suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil
akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.
Banyak
kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan
sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari
kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Proses yang
menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang
akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi.
Kegiatan
dalam Fungsi Perencanaan
– Menetapkan
tujuan dan target bisnis
– Merumuskan
strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
– Menentukan
sumber-sumber daya yang diperlukan
– Menetapkan
standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
Langkah
langkah dalam menyusun perencanaan
Merumuskan Misi dan Tujuan.
Usaha
sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran
sasaran,
kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama
perusahaan yang bersangkutan.
Memahami Keadaan Saat ini.
Perencanaan
menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang,
untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan
langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka
pendek dan sampai jangka panjang.
Mempertimbangkan faktor pendukung dan
penghambat tercapainya Tujuan.
Segala
kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini
mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.
Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai
Tujuan.
Tujuan dapat
dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan
dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih.
Menilai dan membandingkan untung rugi
setiap alternatif kegiatan kebijakan.
Memilih dan menetapkan suatu alternatif
yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.
Perencanaan
Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian
terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral
manajemen strategik.
Contoh kasus
perencanaan dalam kehidupan adalah seperti:
Kendaraan apa yang hendak digunakan jika
kita ingin berpergian ke suatu tempat?
Saya adalah
mahasiswi yang berdomisili di tangerang dan kuliah di Universitas Gunadarma
depok. Setiap hari saya harus menempuh ± 2 jam untuk mencapai universitas
tersebut. Saya harus menentukan dan merencanakan kendaraan apa yang cocok untuk
saya gunakan untuk mencapai tujuan saya. Bis atau Kereta. Sebelumnya saya harus
tahu terlebih dahulu kendala apa yang sekiranya akan saya hadapi dijalan entah
naik kereta atau bus. Dan perkiraan ongkos yang akan saya habiskan. Setelah itu
barulah saya bisa melaksanakan perencanaan saya untuk mencapai tujuan tersebut.
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/10/devenisi-perencanaan-dan-langkah.html?m=1
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/pengertian-perencanaan-planning-dan.html?m=1
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/10/perencanaan-planning.html?m=1
Pengertian perencanaan
dalam organisasi
Pengertian
perencanaan dalam organisasi
. Pengertian perencanaan
Pada urutan
kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Fungsi yang lain akan bekerja
setelah diberi arahan oleh bagian perencanaan. Secara umum, perencanaan
merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian
menyajikan dengan jelas strategi (program), taktik (cara melaksanakan program),
dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
(perusahaan).
Pengertian
perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan
langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan
memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan
efektif. Suatu rencana yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana,
mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia dulu.
Pengertian
Perencanaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
Douglas: Perencanaan adalah suatu proses
kontinu dari pengkajian, membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan
serta mengevaluasi atau mengontrolnya.
Alexander: Perencanaan adalah memutuskan
seberapa luas akan dilakukakan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya, dan
siapa yang melakukannya.
Steiner: Perencanaan adalah suatu proses
memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana detail
untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk
tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus
B. Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini:
Tahap 1 :
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang
jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara
tidak efektif.
Tahap 2 :
Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman
akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi
dalam organisasi.
Tahap 3 :
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun
sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses
perencanaan.
Tahap 4 :
Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Tahap
terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif
kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan
pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif
yang ada.
C. Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu
maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh
karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan
kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi
lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua
alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang
dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam
bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
D. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan
adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan material lainnya adalah saling
berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian
(organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan
(directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan
memotivasi karyawan.
Pengawasan
(controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap
rencana.
Havulyon.2010,dasar-dasar
manajemen.penerbit.stain batusangkar.
E. Perencanaan Strategis
Manajer yang
paling kompeten menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memikirkan mengenai
masa depan. Hasilnya mungkin berupa pemahaman informal mengenai arah masa depan
yang akan diambil oleh entitas tersebut, atau mungkin juga berupa pernyataan
formal yang berisi rencana spesifik mengenai bagaimana untuk sampai kearah
sana.
Pernyataan
formal dari rencana semacam itu disebut di sini sebagai rencana strategis,
serta proses pembuatan dan revisi dari pernyataan ini disebut dengan
perencanaan strategis (di tempat lain disebut dengan perencanaan dan
pemrograman jangka panjang). Perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah
sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke
depan.
Terdapat
beberapa bagiannya:
1. Hubungan
dengan formulasi strategi
Ditarik
perbedaan antara dua proses manajemen, yaitu formulasi strategi dan perencanaan
strategis. Karena “strategi” atau “strategis” digunakan dalam kedua istilah,
maka ada kemungkinan timbul kebingungan. Perbedaannya adalah bahwa formulasi
strategis merupakan proses untuk memutuskan strategi baru, sementara
perencanaan strategis merupakan proses untuk memutuskan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut.
Dalam proses
formulasi strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan
strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita tersebut. Proses perencanaan
strategis kemudian mengambil cita-cita dan strategi yang telah ditentukan
tersebut dan mengembangkan program-program yang akan melaksanakan strategi dan
mencapai cita-cita tersebut secara efisien dan efektif.
2. Evolusi
dari Perencanaan strategis
Lima puluh
tahun yang lalu, proses perencanaan strategis di hampir semua organisasi adalah
tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang, hal
tersebut tidak dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Beberapa perusahaan
memulai sistem perencanaan strategis formal di akhir tahun 1950-an, akan tetapi
hampir semua usaha-usaha awal tersebut merupakan kegagalan, karena merupakan
adaptasi minor dari sistem pembuatan anggaran yang ada.
Saat ini
banyak organisasi menghargai keunggulan dari pembuatan rencana untuk tiga atau
lima tahun ke depan. Praktik menyatakan rencana tersebut dalam dokumen atau
model formal adalah luas, tetapi bukan berarti diterima secara universal.
Jumlah rincian umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rencana strategis
pada tahun 1950-an.
3. Manfaat
dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategis
Proses
perencanaan strategis formal dapat memberikan organisasi:
(1) kerangka
kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan,
(2) alat
pengembangan manajemen
(3)
mekanisme untuk memaksa manajemen agar memikirkan jangka panjang, dan (4) alat
untuk menyejajarkan manajer dengan strategi jangka panjang perusahaan.
F.
Hambatan-hambatan perencanaan efektif
1. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan yang
tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden yang besar kepada
pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan mengorbankan
penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika tujuan
tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh
lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin.
Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan
pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
2. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat
Dalam
beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat merupakan hambatan
dalam penetapan tujuan dan perencanaan
3. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari
suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan
persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi
untuk secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
4. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan
lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri dan
untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini mungkin
adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan. Jika seorang
manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan
waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak
nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari
tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha perencanaan
organisasi.
5. Penolakan terhadap Perubahan
Hambatan
lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah penolakan terhadap
perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan sesuatu dalam
organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut beberapa
tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran
deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai turun,
manajer menolak memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk membayar
deviden tersebut.
6. Keterbatasan
Keterbatasan
(constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi merupakan
hambatan utama yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar